Sayap dan Lini Depan Persib Belum Tajam  

Diposting oleh denz2611

Rabu, 4/6/2008 10:21 WIB
BANDUNG, RABU - Persib Bandung akhirnya memenuhi harapan para bobotoh setelah memetik kemenangan 1-0 atas Sriwijaya FC pada laga persahabatan di Stadion Siliwangi, Selasa (3/6).

Gawang Ferry Rotinsulu jebol lewat tandukan striker Hilton Moreira, menyelesaikan sepak pojok Eka Ramdani yang diteruskan sundulan Lorenzo Cabanas, tiga menit sebelum babak pertama usai. Eka dkk langsung menggebrak dengan melakukan permainan menyerang. Didukung puluhan ribu bobotoh, pemain Persib mampu merepotkan tim tamu pada menit-menit awal pertandingan.

Meski menang, penyerang Sriwijaya FC Keith Kayamba Gumbs sempat menceploskan bola ke gawang Tema Mursadat di pertengahan babak pertama. Tapi gol itu dianulir wasit karena Kayamba dinilai mengangkat kaki terlampau tinggi saat menyontek bola.

Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, menilai Persib pantas menang karena mampu bermain ngotot sepanjang pertandingan. Menurut pelatih yang menyandingkan gelar juara Copa Indonesia dan Liga Indonesia XIII ini, anak-anak asuhan Jaya Hartono tampil penuh semangat. "Pokoknya Persib nggak ada matinya," puji Rahmad.

Jaya Hartono, arsitek Persib, merendah. Permainan kedua tim menurutnya berimbang. Jaya menyatakan, walaupun berhasil memang, permainan Eka Ramdani dkk masih sekitar 80 persen. Permainan Persib, kata Jaya, masih jauh dari kondisi ideal. "Masih banyak kekurangan terutama di kedua sayap dan lini depan yang belum tajam," ujar Jaya jujur.

Pernyataan pelatih kepala Persib ini senada dengan komentar Dedi Sutendi. Menurut mantan asisten pelatih Persib (di Liga Indonesia XI) ini, kemenangan 1-0 atas Sriwijaya tidak bisa dijadikan ukuran kekuatan Persib. Dedi menilai Persib belum menunjukkan permainan terbaiknya.

Persib, kata Dedi, belum menunjukkan permainan yang padu secara tim. "Persib harus bisa meningkatkan kerja sama tim. Pengertian dan komunikasi antarpemain Persib belum terbangun di lapangan," tutur Dedi.

Padahal bila dilihat dari komposisi tim, menurut Dedi, Persib sebenarnya lebih unggul dibanding tim tamu. "Tapi karena komunikasi dan pengertian antarpemain tidak terbangun, permainan Persib tidak berkembang," ucapnya.

Dengan catatan seperti itu, menurut Dedi, tim pelatih Persib punya agenda besar, yaitu menggali potensi pemain sekaligus membangun permainan kolektif yang tangguh. Pelatih Persib juga harus bisa mengasah kemampuan pemain-pemain depannya.

"Banyak peluang tidak jadi gol karena pemain selalu gagal dalam finishing touch atau penyelesaian akhir. Untuk bisa lebih siap tampil di Liga Super, Persib harus bekerja keras mempersiapkan diri," urai Dedi, yang menilai pemain Persib masib belum terbiasa dengan pola 4-4-2 yang diterapkan Jaya.

Kepada wartawan, Jaya menyatakan, uji coba melawan Sriwijaya FC menjadi laga terberat yang pernah dijalani timnya. Melawan tim Kota Palembang ini, kata Jaya, pemainnya bukan hanya diuji kemampuan teknisnya, tapi juga duji mentalnya. "Tapi secara prinsip tim Persib telah memperagakan permainan sesuai dengan yang direncanakan," ucap pelatih kelahiran Medan ini.

Bagi Rahmad, kekalahan dari Persib menjadi catatan tersendiri bagi timnya. Rahmad mengaku tak kecewa kalah dari Persib yang dinilainya mampu memainkan permainan menyerang yang bagus. "Kekalahan ini akan jadi bahan evaluasi bagi kami. Absennya Zah Rahan bukan alasan kekalahan kami dari Persib," tutur Rahmad yang mengaku tidak kecewa atas gol Sriwijaya yang dianulir wasit.

Meski begitu, Rahmad mengaku kecewa dan sempat marah kepada Charis Yulianto dkk yang banyak memainkan bola-bola lambung langsung ke jantung pertahanan Persib. "Saya tidak pernah menginstruksikan permainan seperti itu," ungkap Rahmad. (TRIBUN JABAR/Daf,San)


Source : kompas.com

This entry was posted on 21.32 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar